Selasa, 07 Juni 2011

SalTing (Salah Tingkah) Di Depan Ciko

Banyak orang yang bilang kalau anjing itu adalah tipe hewan yang setia. Bahkan lebih setia dari manusia. hehehe... Banyak yang bilang gitu sih. Maka dari itu banyak orang dari berbagai belahan dunia yang suka pelihara salah satu hewan mamalia itu.

Bicara soal anjing, aku punya pengalaman yang menarik sekaligus memalukan yang ada hubungannya dengan binatang itu. Meskipun anjing itu setia, tapi gak semua orang pelihara binatang itu. Ada berbagai alasan penyebab sih. Mungkin saja karena ada orang-orang yang memang dilarang pelihara binatang itu. Atau memang mereka gak suka pelihara binatang. Atau karena mereka takut sama anjing.

Takut sama anjing? Well, aku dulu termasuk tipe orang yang takut sama anjing. Kenapa ya? Mungkin karena anjing itu suka ngendus-ngendus. Ya aku jadi takut aja, ntar kalo kakinya diendus trus mbablas gigit kan malah repot. Bisa hilang satu nih kaki. Nah karena rasa ketakutanku kalo liat anjing, aku jadi mengalami sebuah peristiwa yang sedikit memalukan dan membekas di otak ini.

Kejadian itu berlangsung ketika aku masih tinggal di Jakarta dan pada saat itu sedang berlibur di rumah kakekku yang letaknya bersebelahan dengan budheku. Jadi begini ceritanya...
Budheku itu punya seekor anjing. Ciko namanya. Warnanya coklat dan tampangnya menurutku agak buas sih. Sadis-sadis gimana gitu. Siang itu aku dan beberapa sepupuku bermain di halaman budheku. Kebetulan disana juga ada pakdhe dan omku yang sedang mencuci mobilnya yang sedang diparkir di halaman rumah budheku. Ciko memang terbiasa tidur di halaman rumah budheku.

Kok kami gak takut bermain disana? O jelas donk... Soalnya Ciko itu di rantai makanya kami berlagak sok berani dan juga sok kenal dengan Ciko. Pada saat itu aku dan sepupu-sepupuku memberikan makanan kepada Ciko. Bukan nasi sih... Wafer Tango seingatku. Dengan PDnya kami memberi makan anjing tersebut  dan setelah itu kami melanjutkan bermain di sekitar halaman rumah budhe.

Beberapa menit kemudian, Ciko terlihat aneh. Aku dan sepupuku sama sekali tidak menanggapi keanehan tersebut. Karena kami pikir mungkin itu adalah hal biasa yang anjing lakukan ketika melihat orang-orang baru disekitarnya. Tapi ternyata kami sangat salah perkiraan. Rantai yang mengikat lehernya pun lepas dan dia pun berlari mendekati kami.

Mengetahui hal tersebut, pakdhe dan om-omku yang sedang mencuci mobil langsung masuk ke dalam mobil yang sedang mereka kunci serta menutup pintunya rapat-rapat. Begitu juga dengan sepupuku yang lain. Mereka segera mengambil langkah seribu dan berlari keluar halaman serta menutup pintu halaman tersebut. Sedangkan aku dan sepupuku yang bernama Rezha tertinggal di halaman. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan. Tanpa pikir panjang kak Rezha langsung melompati tembok untuk keluar dari halaman itu. Aku pun mengikuti jurus kaburnya, tetapi sayang sekali... Tinggi badanku masih belum mencukupi aksi melompat indah tersebut. Aku pun berusaha dengan sekuat tenaga untuk melompati tembok tersebut. Ibarat bagai maling yang mengalami kesulitan saat kabur dari rumah korban, begitulah diriku. Akhirnya aku berhasil.

Meskipun aku berhasil tapi orang-orang yang ada di sekitarku dan melihat kejadian itu menertawaiku. Well, this is life pikirku. Malu juga sih sebenernya. Tapi apa boleh buat. Ketika suhu kepanikanku mencapai lebih dari seratus derajat celcius, segala cara akan dihalalkan pada saat itu. Gokilnya setelah aku berhasil kabur, aku kembali melihat Ciko. Dan ternyata, dia tidak bermaksud untuk mendekati kami. Tapiiiiiii..... Mencari tempat karena kebelet pipissss. Yaelahhhhh.... Tau gitu stay cool aja aku disana.